Blog ini berisi Bahan Ajar / Cerita Sekolah Minggu dalam Bahasa Indonesia, silakan dipakai / dikutip secara bebas dan gratis karena Firman Tuhan bebas untuk diberitakan dan diketahui oleh semua orang

This blog contains materials for Sunday School Sermon. The sermon materials are written in Indonesian, but I hope the activities and images contained can be used by anyone with any language, please feel free to use it

Saturday, September 23, 2017

Pertolongan Bagi Yang Berharap Kepada Tuhan (2 Raja-raja 19:1-19)

Bahan Ajar Sekolah Minggu 24 September 2017
Tema : “Pertolongan Bagi Yang Berharap Kepada Tuhan” (2 Raja-raja 19:1-19)
Tujuan :
- Anak-anak tahu bahwa Tuhan mendengar seruan orang-orang yang berharap kepadaNya
- Anak-anak belajar untuk berserah pada Tuhan dalam segala kelemahan mereka
- Anak-anak mau mengandalkan kekuatan Tuhan saja dalam menghadapi ketakutan mereka

Pokok Renungan

Kerajaan Asyur, pada masa yang diceritakan dalam bacaan ini, adalah kerajaan yang sangat besar dan kuat. Kerajaan ini berhasil menaklukan banyak kerajaan lain disekitarnya dan memperluas daerah kekuasaan serta pengaruhnya. Dalam memperluas kerajaannya, mereka kerap penyiksaan para tawanan, dan melakukan pembuangan besar-besaran penduduk suatu negeri dan menggantikan dengan bangsa yang lain, termasuk terhadap Israel yang mereka taklukan (bnd. 2Raj, 15:29).
Sangat kuatnya membuat bangsa ini menjadi bangsa yang sombong dan menganggap rendah musuh-musuhnya yang kecil. Demikian pula terhadap Yehuda yang saat itu termasuk kerajaan yang kecil. Raja Asyur mungkin merasa rugi kalau harus mengerah pasukan yang besar untuk berperang melawan Yehuda, dan mungkin juga mereka mengetahui bahwa Yehuda tidak punya kekuatan yang cukup untuk melawan sehingga melalui juru minum agung, raja Asyur menyampaikan ancaman kepada raja Hizkia (2Raj 18:17-37). Bahkan karena merasa begitu kuatnya, mereka menghujat allah-allah bangsa lain termasuk Tuhan Allah Israel (2Raj 18: 35)
Hizkia sendiri tentunya sadar akan kekuatan pasukan yang dimilikinya yang tidak sepadan dengan kekuatan pasukan Asyur. Namun Hizkia punya keyakinan yang kuat bahwa Tuhan yang dipercaya olehnya mempunyai kekuatan yang lebih besar dari kekuatan apapun di bumi ini (bnd. 2Raj 18:5), termasuk kekuatan pasukan Asyur. Ia kemudian menyatakan apa yang dirasakannya kepada Tuhan, dengan mengenakan kain kabung, ia menyatakan sebuah pertobatan dan permohonan ampun atas segala kesalahan, ia juga mendorong sang nabi Tuhan, Yesaya, untuk mendoakan masalah dan keadaan mereka (ayat 2-4).
Hizkia juga menyatakan harapan bahwa Tuhan akan membalaskan hinaan/hujatan yang dinyatakan oleh raja Asyur kepada Tuhan Allah Israel, yang tentunya membuat Hizkia sangat marah juga (ayat 4).
Hizkia segera mendapat jawaban dari Tuhan melalui nabiNya dan Hizkia percaya hal itu benar adanya dan pasti terjadi.
Apa yang disampaikan itu segera terjadi, dan hal itu segera menimbulkan reaksi dari pihak Asyur, mereka semakin menghina Tuhan Allah Israel dan menganggap Allah Israel sebagai pembohong, mereka menghujat Allah Israel, kesombongan mereka membuat mereka tidak menyadari bahwa tangan Allah Israel mulai bekerja atas mereka (ayat 10-13).
Sekali lagi Hizkia menunjukkan sikap yang tepat dengan menyerahkan segala kegelisahan, kemarahan dan kelemahannya kepada Tuhan.
Ketika Hizkia menerima surat dan membacanya, ia membentangkan surat itu di hadapan Tuhan. Dia menyerahkan surat itu ke tangan Tuhan sehingga dengan demikian, ia membiarkan Tuhan sendiri yang bertindak atas hujatan terhadap Tuhan itu.
Bagian penting yang dapat kita pelajari bersama dari kisah ini adalah bagaimana sikap yang tepat ketika kesulitan melanda kehidupan kita dan keadaan tidak dapat kita kendalikan, kita harus bertindak seperti Hizkia, datang menghampiri Allah di dalam doa yang sungguh-sungguh dan penuh kepercayaan. Allah telah berjanji untuk membebaskan umat-Nya dari tangan musuh-musuh mereka dan tidak membiarkan terjadinya sesuatu yang tidak sesuai dengan kehendak-Nya (Mat 6:25-34); dengan berpegang erat-erat kepada Allah dalam iman dan kepercayaan, kita akan memiliki damai sejahtera-Nya yang memelihara hati dan pikiran kita (Fil. 4:6-7).
Ajarkan anak-anak bahwa dalam keterbatasan dan kelemahan, kita punya Tuhan yang sangat berkuasa yang mampu melakukan segala hal, melampaui semua ketakutakn dan kelemahan kita, hanya satu hal yang perlu kita lakukan adalah berdoa dan menyatakan segala kekuatiran dan kelemahan kita kepada Tuhan.

Ayat Hafalan:

Filipi 4: 6
Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. 

Alat Peraga

Gambar Peraga

Aktivitas

Mewarnai



Teka-teki SIlang