Blog ini berisi Bahan Ajar / Cerita Sekolah Minggu dalam Bahasa Indonesia, silakan dipakai / dikutip secara bebas dan gratis karena Firman Tuhan bebas untuk diberitakan dan diketahui oleh semua orang

This blog contains materials for Sunday School Sermon. The sermon materials are written in Indonesian, but I hope the activities and images contained can be used by anyone with any language, please feel free to use it

Saturday, April 29, 2017

Aman Dalam Lindungan Tuhan (1 Samuel 18:1-30)

Bahan Ajar PAR 30 April 2017
Tema : “Aman Dalam Lindungan Tuhan”  (1 Samuel 18:1-30)
Tujuan :
- Anak-anak tahu bahwa Tuhan melindungi orang yang berserah kepadaNya
- Anak-anak mau berdoa menyerahkan segala keberadaannya kedalam perlindungan Tuhan

Pokok Renungan

Dua perikop dalam bacaan ini menceritakan hubungan antara manusia yang kontras. Yang satu (Yonatan dan Daud) hubungan yang sangat baik sementara yang lain (Saul dan Daud) ada kebencian yang sangat besar. Awalnya Saul suka kepada Daud tetapi kemudian Saul tidak suka dan menjadi iri terhadap Daud (ay 6-9). Salah satu penyebabnya karena rakyat memuji Daud lebih dari Saul (ay 7), dan ini menyebabkan ada perasaan tidak menyenangkan bagi Saul karena ada orang lain yang lebih dari dirinya sebagai raja.
Saul kemudian mulai curiga bahwa Daud akan menjadi raja menggantikan dia (ayat 8b). Penolakan Tuhan terhadap Saul sebagai raja, seperti yang dikatakan Samuel (1Sam 15:28) sudah lewat beberapa waktu, tetapi Saul pasti mengingatnya. Mungkin juga ia selalu memperhatikan siapa kiranya orang yang akan dipilih Tuhan untuk menggantikan dia. Setelah ia melihat Daud berhasil mengalahkan Goliat, dan selalu menang perang, maka ia mulai curiga bahwa Daudlah orang itu.
Harusnya semua yang dilihatnya itu membuat Saul sadar dan berbalik kepada Tuhan, tetapi yang terjadi sebaliknya ia malah semakin terjerumus menjauh dari Tuhan. Ia berusaha menyingkirkan Daud. Dengan cara kasar maupun cara halus, ia berupaya agar Daud mati, namun Tuhan selalu melindungi Daud. Sementara Daud sendiri adalah orang yang setia kepada Tuhan dalam segala keadaan. Bahkan dalam posisi yang Daud sendiri tahu bahwa ia mungkin bisa mati tapi ia tetap menjalani karena ia berserah hanya kepada Tuhan.
Saat Saul mengangkat Daud menjadi kepala pasukan 1000 dan menempatkan di garis depan (ayat 13), tentu saja dengan tujuan supaya Daud mati dalam pertempuran (suatu saat Daud juga melakukan hal itu bdk. 2Sam 11:14-17), Daud patuh pada tugas yang diperintahkan kepadanya, sementara Saul berpikir bahwa Daud akan mati, tetapi yang terjadi justru Daud berhasil dalam perangnya, tentunya karena adanya penyertaan Tuhan (ayat 14).
Gagal dengan cara yang satu, cara yang lain dipakai lagi oleh Saul. Rencana pembunuhan kali ini cukup licik, karena dengan alasan kebaikan, dimana ia mau menjadikan Daud sebagai menantunya (ayat 22b) dan dengan mengobarkan semangat Daud untuk membunuh para musuh Tuhan (ayat 17b). Kejahatan yang dirancang Saul dibungkus dalam cara-cara yang baik. Tetapi Tuhan melindungi Daud sehingga dengan cara apapun rencana Saul tidak tercapai.
Mendapati setiap rencana yang gagal, sebenarnya Saul semakin tahu bahwa Tuhan berada di pihak Daud dan itu membuatnya takut (ayat 12, 15, 29) seharusnya ia punya kesempatan untuk kembali mengasihi Daud dan berbalik kepada Tuhan tetapi sebaliknya ia semakin membenci Daud dan memilih menjadi musuh Daud seumur hidup (ayat 29) 

Beberapa hal menarik yang dapat dipelajari dan diajarkan kepada anak-anak:
Sikap Yonatan yang sangat mengasihi Daud, walaupun tentunya Yonatan juga sadar bahwa Daud semakin populer dan nampaknya kalau Saul mati Yonatan tidak akan menjadi raja menggantikannya. Sebaliknya Saul yang sangat iri hati, sikap ini membuat ia merasa jengkel dan marah, walaupun ia sebenarnya sadar bahwa Daud pantas mendapat pujian atas apa yang dilakukannya.
Sikap iri hati seperti Saul ini yang sering membuat kita gampang merasa tidak suka kepada keberhasilan maupun kebaikan orang lain. Kalau kita mudah merasa iri hati, bawalah hal itu ke hadapan Tuhan, dan mohon pertolonganNya, kalau menjauh dari Tuhan justru sebaliknya kita akan semakin membenci orang.
Sikap munafik yang ditunjukkan Saul untuk menjebak Daud dalam perang dengan orang Filistin. Hal ini juga seringkali kita lakukan, bersikap munafik untuk mencapai tujuan yang menguntungkan diri kita sendiri.
Pelajaran terpenting adalah keteguhan hati Daud dan ketulusan yang ditunjukkannya membuat Tuhan tetap berada di pihaknya sekalipun kekutan besar berusaha menyingkirkannya. Hanya dengan berserah kepada Tuhan dan menjalankan setiap tanggungjawabnya dengan baik, Daud berhasil menghadapi semua bahaya. Demikian juga anak-anak perlu diajarkan untuk tetap berserah pada Tuhan dalam setiap keberadaan hidupnya dan tetap melakukan hal baik dan bertanggungjawab. Dengan demikian apapun yang menghalangi kita akan berurusan dengan Tuhan yang melindungi kita.


Ayat Hafalan

Mazmur 33 : 18


Aktivitas

Puzzle

Cari Perbedaan

Teka-teki Silang


Saturday, April 15, 2017

Sukacita Terbesar (Matius 28:1-20)

Bahan Ajar PAR 16 April 2017
Tema : “Sukacita Terbesar”  (Matius 28:1-20)
Tujuan :
- Anak-anak tahu bahwa kebangkitan Tuhan Yesus adalah sukacita terbesar dalam hidup setiap orang percaya
- Anak-anak mau menjadi pembawa sukacita bagi semua orang melalui perbuatan dan perkataannya kepada sesama

Pokok Renungan

Kisah Paskah bagi anak-anak mungkin berbeda dari apa yang dipahami oleh orang dewasa. 
Pengalaman tentang kematian belum terasa bagi kebanyakan anak, atau walaupun ia pernah mengalami pengalaman tentang kematian, baik orang kesayangannya maupun binatang kesayangannya, hal itu cepat berlalu dan bisa tergantikan dengan pengalaman lainnya.
Namun tentunya perlu dikenalkan kepada anak-anak kisah Paskah yang merupakan kisah kebangkitan dari sebuah kematian namun dengan beberapa penekanan yang penting bagi anak-anak terutama tentang makna dari kebangkitan itu sendiri.
Dari bacaan hari ini dapat dilihat sebuah peristiwa yang menarik, bahkan untuk anak-anak. Sebuah peristiwa yang mengejutkan.
Umumnya orang menyukai sebuah kejutan, tentunya kejutan yang baik, karena hal itu biasanya diluar ekspektasinya. Dan ada rasa senang yang tak terkira ketika sesuatu yang didapat melebihi apa yang diharapkan bahkan yang tidak terbayangkan.
Keadaan itu terjadi pada Maria Magdalena dan Maria yang lain yang begitu terkejut, takut, gembira dan sebagainya, mendengar kabar dan menyaksikan kebangkitan Tuhan Yesus.
Walaupun mereka telah bersama dengan Tuhan Yesus selama beberapa tahun, namun mereka tidak pernah paham apa yang Tuhan Yesus ajarkan tentang kematian dan kebangkitanNya. Harapan mereka akan tuntunan dan penyertaan guru mereka hilang bersamaan dengan kematian Tuhan Yesus. Bahkan, sepertinya mereka akan kembali lagi menjadi seperti apa adanya sebelum mengikut Tuhan Yesus. Dan disaat mereka sudah sangat terpuruk, sesuatu yang mengejutkan terjadi pada mereka, jauh melebihi apa yang mampu mereka pikirkan dan bayangkan.
Kejadian kebangkitan Tuhan Yesus ini tentunya sangat kuat mempengaruhi perasaan para murid dan menjadi dasar yang kuat yang membuat murid-murid bangkit dan berani menyampaikan kabar kesukaan. Sekarang mereka punya bukti yang kuat tentang apa yang Tuhan Yesus ajarkan kepada mereka selama ini.
Kebangkitan Tuhan Yesus itu menjadi sebuah momen penting bagi murid-murid untuk merubah hidup mereka, keluar dari ketakutan yang membelenggu diri mereka, dan semakin memperkuat iman mereka bahwa mereka siap diutus oleh Tuhan mengabarkan berita sukacita.

Hal menarik yang bisa direnungkan oleh anak-anak dari peristiwa kebangkitan ini antara lain:

  • Tuhan Yesus memberikan sukacita besar yang tidak terduga dengan kebangkitannya dari kematian. Hal itu membuktikan bahwa Ia adalah Tuhan yang berkuasa atas semuanya. Ia sanggup memberikan semua yang lebih baik dari yang mampu kita pikirkan. Karena itu sepatutnya anak-anak yang adalah kepunyaan Tuhan Yesus juga merasa bersuka cita karena anak-anak punya penolong yang sangat ajaib dan besar kuasaNya.
  • Tuhan Yesus juga mengampuni orang-orang yang berdosa dan berbuat salah. Waktu di salib, Tuhan Yesus mengampuni orang-orang yang menyiksaNya, demikian juga kepada Petrus yang telah menyangkalNya juga diampuni bahkan dipakai sebagai pembawa kabar baik. Setiap anak yang mau mengaku dan bertobat akan diampuni oleh Tuhan Yesus. 
  • Tuhan Yesus mengutus murid-muridNya untuk memberitakan kabar sukacita yang telah mereka dengar dan lihat. Kabar baik itu harus menjadi kabar untuk semua orang. Karena itu setiap anak yang sudah mendapat sukacita dari Tuhan juga seharusnya menunjukkan dan mengabarkan itu kepada setiap orang baik melalui sikap, perkataan maupun perbuatannya kepada orang lain.



Ayat Hafalan

Matius 28:19

Aktivitas

Mewarnai
Maze