Blog ini berisi Bahan Ajar / Cerita Sekolah Minggu dalam Bahasa Indonesia, silakan dipakai / dikutip secara bebas dan gratis karena Firman Tuhan bebas untuk diberitakan dan diketahui oleh semua orang

This blog contains materials for Sunday School Sermon. The sermon materials are written in Indonesian, but I hope the activities and images contained can be used by anyone with any language, please feel free to use it

Saturday, July 30, 2016

Bersyukur Kepada Tuhan (Lukas 17 : 11-19)


Bahan Ajar PAR 31 Juli 2016
Tema : “Bersyukur Kepada Tuhan” (Lukas 17 : 11-19)
Tujuan :
- Anak-anak belajar untuk mengucap syukur kepada Tuhan
- Anak-anak mau berterima kasih kepada semua orang yang melakukan kebaikan baginya

untuk bahan ajar lengkap aktivitas dan kunci jawaban dalam format pdf klik disini atau download di Scribd

Pokok Renungan

Cerita tentang 10 orang kusta ini hanya diceritakan dalam Injil Lukas.
Penyakit kusta merupakan penyakit yang oleh orang Yahudi dipandang sebagai hukuman atas dosa tertentu, dan diartikan sebagai tanda ketidaksenangan Allah. Karena itu Tuhan Yesus nampaknya sangat peduli untuk menyembuhkan orang kusta yang Ia temui dalam perjalanan-Nya, sebagaimana ia datang untuk menyelamatkan orang berdosa.
Dalam bacaan ini, saat perjalanan menuju Yerusalem, di perbatasan antara Samaria dan Galilea, Tuhan Yesus menemukan orang-orang kusta yang mungkin berasal dari desa yang dilaluinya.
Beberapa hal menarik yang bisa direnungkan berkaitan dengan tema tentang bersyukur:

  • Kesepuluh penderita kusta itu sadar akan diri mereka yang tidak bersih, sehingga mereka tidak berani mendekat kepada Tuhan Yesus. Hal ini sesuai aturan hukum Taurat yang mengharuskan penderita kusta menjaga jarak dari orang lain (bnd. Im. 13:46)
  • Mereka bersama berseru, memohon dengan sangat, kepada Tuhan Yesus untuk mengasihani mereka, tidak secara spesifik meminta kesembuhan.
  • Tuhan Yesus menyuruh mereka pergi kepada imam dan tanpa membantah, dengan percaya mereka pergi walaupun saat itu mereka belum sembuh. Kepercayaan mereka terjawab ketika kesembuhan itu terjadi dalam perjalanan menuju imam.
Bagian yang sangat menarik dari cerita ini adalah ketika hanya 1 orang, yang adalah orang Samaria, yang kembali untuk berterima kasih kepada Tuhan Yesus, setelah tahu dirinya sembuh.
Tuhan Yesus kemudian mempertanyakan kesembilan orang lain yang sudah disembuhkan itu. Tentu Tuhan Yesus tidak butuh balasan atas apa yang telah diberikanNya. Namun pertanyaan Tuhan Yesus itu menggambarkan betapa sangat sedikit orang yang benar-benar bisa megingat Tuhan disaat senang/bahagia.
Mengingat Tuhan disaat susah atau menghadapi masalah kemudian melupakanNya disaat senang atau terlepas dari masalah itu nampaknya sesuatu yang biasa terjadi dalam kehidupan kita. Karena itu ada beberapa pokok yang penting yang harusnya menjadi pelajaran bagi para pengajar dan anak-anak tentang bagaimana kita bisa mengucap syukur dengan sungguh kepada Tuhan.
  • Seperti kesepuluh penderita kusta yang tahu dirinya tidak bersih, seharusnya kita juga sadar bahwa diri kita tidak layak mendapat pertolongan dari Tuhan. Hal ini harus menjadi kesadaran diri dan bukan topeng untuk mendapat belas kasihan Tuhan.
  • Memohon belas kasih dari Tuhan haruslah dengan penyerahan sepenuhnya kepada kehendak-Nya, tanpa menuntut Tuhan melakukan seperti yang kita inginkan sebagaimana yang dilakukan oleh kesepuluh orang kusta itu, mereka hanya meminta belas kasih dari Tuhan.
  • Percaya sepenuhnya pada Tuhan dan melakukan perintahnya sebagai wujud percaya itu tanpa mempertanyakan maksud Tuhan, sebagaimana kesepuluh orang kusta itu pergi tanpa bertanya ketika Tuhan Yesus menyuruh mereka menghadap imam.
Didasari dengan kerendahan hati, penyerahan sepenuhnya kepada Tuhan dan ketertundukan kepada kehendak Tuhan akan membuat kita sadar bahwa sepantasnya kita mengucap syukur atas semua yang sudah kita terima dalam hidup ini. Hal ini nampaknya yang dirasakan oleh orang Samaria yang kembali dan mengucap syukur kepada Tuhan Yesus
Sejak kecil anak-anak sudah harus dibiasakan untuk melihat setiap kebaikan yang mereka terima itu sebagai sesuatu yang patut disyukuri. Teristimewa untuk kebaikan Tuhan yang mereka rasakan dalam kehidupan setiap hari.

Cerita Kelas Kecil

Adik-adik ingat apa yang biasa kita lakukan saat memulai sekolah minggu? Hal yang sama juga kita lakukan saat selesai sekolah minggu? Berdoa.
Apa saja yang kita doakan? Kita berdoa meminta Tuhan memimpin dan menjaga, baik saat di sekolah minggu maupun saat kita pulang, kita juga berdoa minta pertolongan dan berkat dari Tuhan, dan yang penting juga adalah kita berdoa untuk bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan.
Mengapa kita harus bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan?
Hari ini kita mendengar cerita tentang orang yang bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan.
Pada suatu hari, Tuhan Yesus pergi ke Yerusalem. Dalam perjalanan itu, Tuhan Yesus melewati sebuah desa. Di desa itu ada sepuluh orang yang sedang menderita sakit yang sangat parah. Karena sakit itu, badan mereka penuh luka yang tidak dapat disembuhkan bahkan jari kaki dan tangan mereka ada yang putus, penyakit itu disebut penyakit kusta. Karena penyakit itu tidak dapat disembuhkan, orang-orang mengusir kesepuluh orang itu dan melarang mereka untuk mendekati orang lain, bahkan mereka juga dilarang untuk pulang kerumah mereka. Tentunya mereka sangat sedih.
Ketika sepuluh orang yang sakit kusta itu melihat Tuhan Yesus, mereka tidak berani mendekat tapi mereka berdiri dari jauh sambil berteriak: "Tuhan Yesus, Guru, kasihanilah kami!"
Tuhan Yesus melihat mereka dan kasihan kepada mereka, lalu Tuhan Yesus mau menyembuhkan mereka, karena itu Ia menyuruh mereka pergi kepada imam-imam, untuk diperiksa apakah mereka sudah sembuh atau belum. Mereka percaya pasti Tuhan Yesus menyembuhkan mereka sehingga saat itu juga mereka langsung pergi.
Saat dalam perjalanan ke tempat imam-imam itu, mereka melihat bahwa penyakit mereka telah sembuh, sehingga mereka sangat senang dan ingin cepat-cepat sampai ke tempat imam-imam itu. Tetapi satu orang diantara sepuluh orang itu, tiba-tiba ingat bahwa dia telah disembuhkan oleh Tuhan Yesus tetapi dia belum berterima kasih kepada Tuhan Yesus, sehingga ia tidak mengikuti sembilan orang itu melainkan segera kembali kepada Tuhan Yesus dan mengucapkan syukur dan terima kasih pada Tuhan Yesus. Ia sangat berterima karena tanpa pertolongan Tuhan Yesus tentu penyakitnya tidak akan sembuh dan ia tidak bisa bertemu lagi dengan keluarganya, orang-orang yang disayanginya. Ia sangat bersyukur karena Tuhan Yesus masih mengasihi dan mau menolong mereka walaupun karena penyakit kusta itu mereka tidak disukai banyak orang.
Lalu kemana sembilan orang yang lain? Sepertinya mereka terlalu senang sampai lupa berterima kasih kepada Tuhan. Walaupun Tuhan Yesus tidak marah kepada mereka namun, Tuhan Yesus lebih senang kepada satu orang yang kembali dan mengucapkan syukur dan terima kasih itu.
Demikian juga Tuhan Yesus akan senang kepada anak-anak yang tahu berterima kasih, baik itu kepada Tuhan maupun kepada orang lain yang telah berbuat baik kepada kita.
Apakah adik-adik pernah mengucapkan terima kasih kepada mama atau papa yang sudah menjaga dan merawat adik-adik, memberi makan, pakaian, tempat tinggal dan sebagainya? Kepada kakak atau adik, teman dan siapa saja yang sudah menyayangi adik-adik?
Apakah adik-adik pernah mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yesus yang sudah menjaga dan melindungi adik-adik saat tidur, bermain, belajar, bahkan dimana saja adik-adik berada Tuhan Yesus selalu ada dan melindungi adik-adik.

Cerita Kelas Besar

Sebelum membaca Alkitab, kakak minta kesediaan 5 orang untuk menjawab pertanyaan kakak. Pertanyaannya sangat mudah: Kapan terakhir adik-adik mengucapkan kata terima kasih dan kepada siapa kata itu diucapkan.
(Setelah mendengar jawaban dari 5 anak yang bersedia menjawab, minta masing-masing anak menjelaskan alasan mengucapkan terima kasih itu.)
Baiklah, kita sudah dengar dari kelima teman kita kapan terakhir mereka mengucapkan terima kasih dan apa alasan mereka mengucapkannya.
Hari ini kakak akan mengajak adik-adik membaca dan mendengarkan cerita tentang 10 orang kusta yang disembuhkan oleh Tuhan Yesus.
Apakah ada diantara adik-adik yang tahu, apa itu penyakit kusta? (kalau ada biarkan anak menjawab) Ya, pada masa Tuhan Yesus, penyakit kusta adalah sebuah penyakit yang cukup berbahaya dan sangat sulit disembuhkan, orang yang terkena penyakit ini biasanya akan mengalami luka-luka bahkan sampai jari-jarinya putus dengan sendiri. Karena sulit disembuhkan dan gampang menular, orang-orang pada masa itu sangat takut bertemu dengan orang yang mengidap penyakit kusta, bahkan mereka mengusir para penderita kusta dan melarang mereka mendekati orang yang sehat, kalau mereka berani mendekat mereka pasti dilempari.
Pada suatu waktu ketika Tuhan Yesus sedang dalam perjalanan menuju Yerusalem, memasuki suatu desa di perbatasan Samaria dan Galilea, Tuhan Yesus bertemu dengan 10 orang kusta. Ketika mereka melihat Tuhan Yesus, mereka tahu bahwa mereka tidak boleh mendekati-Nya, namun mereka juga pernah mendengar bahwa Tuhan Yesus bisa melakukan mujizat, dan tentunya bisa menyembuhkan mereka. Karena itu dari jauh mereka berteriak memohon kepada Tuhan Yesus, mereka berkata, “Guru, kasihanilah kami!”.
Melihat itu Tuhan Yesus juga kasihan karena Ia tahu mereka pasti menderita karena sakit tubuh mereka juga karena mereka dikucilkan, sehingga Tuhan Yesus menyuruh mereka pergi kepada imam-imam untuk diperiksa apakah penyakit mereka sudah sembuh.
Walaupun kesepuluh orang kusta itu belum merasa sembuh saat itu, namun mereka percaya pasti mereka akan disembuhkan, sehingga mereka segera pergi menemui imam-imam.
Saat mereka masih di perjalanan, mereka melihat bahwa tubuh mereka sudah bersih kembali dan penyakit itu telah hilang, sehingga mereka sangat senang dan ingin cepat-cepat menunjukkan diri mereka kepada imam-imam. Tetapi ada satu orang yang berasal dari Samaria, langsung teringat bahwa kesembuhan yang dia peroleh itu pasti karena kuasa Tuhan Yesus, karena itu ia segera berbalik kembali menemui Tuhan Yesus, dari jauh ia langsung bersorak memuji Tuhan kemudian ia sujud menyembah kepada Tuhan Yesus. Ia sangat berterima kasih kepada Tuhan Yesus.
Tuhan Yesus tahu bahwa sepuluh orang itu telah sembuh semuanya, tetapi karena hanya satu orang yang kembali, sehingga Tuhan Yesus bertanya kemana sembilan orang yang lain. Tuhan Yesus bertanya mengapa mereka tidak kembali untuk bersyukur dan berterima kasih. Walaupun Tuhan Yesus tidak marah dan membuat sembilan orang itu menjadi sakit kembali namun Tuhan Yesus bertanya demikian untuk menunjukkan bahwa Ia menyukai orang-orang yang tahu bersyukur dan berterima kasih, baik kepada Tuhan maupun kepada sesama yang telah melakukan kebaikan.
Apakah adik-adik seperti satu orang yang kembali atau seperti sembilan orang yang tidak kembali?
Jika demikian, apakah adik-adik sudah berterima kasih kepada Tuhan Yesus karena hari ini adik-adik masih bisa bangun pagi, mengikuti sekolah minggu dan melakukan semua yang menyenangkan adik-adik?
Apakah hari ini adik-adik sudah mengucapkan terima kasih kepada mama dan papa yang sudah memberikan adik-adik makan dan minum, pakaian yang bersih untuk dipakai dan semua yang baik yang disediakan oleh orang tua?
Jika belum, ingatlah mulai saat ini untuk selalu bersyukurt dan mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yesus juga setiap orang yang telah melakukan hal yang baik bagi adik-adik.

Alat peraga:

Gambar peraga

Aktivitas: 

Mewarnai

Cari Kata

Teka Teki SIlang


bahan ajar lengkap dan kunci jawaban di Google Drive

Ayat Hafalan: 

1 Tawarikh 16:34
Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.


Saturday, July 23, 2016

Mendengar dan Melakukan Firman Tuhan (Matius 13:1-23)

Bahan Ajar PAR 24 Juli 2016
Tema : “Mendengar dan Melakukan Firman Tuhan” (Matius 13:1-23)
Tujuan :
- Anak-anak tahu sikap yang benar dalam mendengar firman Tuhan
- Anak-anak mau melakukan firman Tuhan dalam kehidupannya setiap hari

Bahan ajar lengkap aktivitas dapat didownload disini

Penjelasan Bahan Alkitab

Perumpamaan tentang penabur merupakan salah satu cerita favorit dan populer juga dalam Perjanjian Baru. Perumpamaan ini diartikan / ditafsirkan  langsung oleh Tuhan Yesus, sehingga langsung dapat dimengerti oleh pendengarNya pada waktu itu.
Perumpamaan ini sendiri merupakan rangkaian perumpamaan mengenai Kerajaan Sorga yang terdapat dalam Matius 13:1-58, yang berisi tetang pengaruh pemberitaan Injil terhadap kondisi rohani orang-orang yang mendengarkannya.
Beberapa hal yang diperlihatkan dalam rangkai perumpamaan ini adalah:

  1. Dalam sebagian besar perumpamaan, Kristus mengajarkan bahwa di dunia ini akan selalu ada baik dan jahat. Karena itu para pengikut-Nya akan selalu diperhadapkan dengan berbagai tawaran dan kompromi dengan dunia yang membawa kepada penghianatan, tapi sebaliknya juga tetap ada yang taat dan setia. Pada akhir zaman ini orang fasik akan binasa (Mat 13:41,49); "pada waktu itulah orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka" (Mat 13:43).
  2. Perumpamaan-perumpamaan ini dimaksudkan untuk mengingatkan para pengikut-Nya yang sejati agar jangan terkejut bila melihat kejahatan di dalam dunia ini dan juga mengajarkan bagaimana sikap yang tepat yang harus dilakukan sebagai murid yaitu dengan penyerahan diri sepenuhnya kepada Kristus (Mat 13:44,46) dan mengabdikan hidup kepada kebenaran.
  3. Perumpamaan ini diambil dari kisah kehidupan sehari-hari. Yang membuat hal ini menjadi bermakna atau tidak adalah para pendengar / penerima firman itu sendiri, firman itu menyatakan kebenaran kepada orang yang percaya sedangkan pada saat yang bersamaan menyembunyikan kebenaran itu dari orang yang tidak percaya (Mat 13:11). Perumpamaan kadang-kadang dapat menuntut orang mengambil keputusan (mis. Perumpamaan Orang Samaria yang murah hati).

Dari perumpamaan tentang penabur ini, juga perumpamaan lain dalam Matius pasal 13 ini, sebagai pengajar kita kembali diingatkan bahwa sebenarnya hampir setiap hari kita selalu membaca dan belajar tentang firman Tuhan namun seringkali juga kita mengabaikannya atau melakukan firman Tuhan namun tetap berkompromi dengan tawaran dunia.
Satu hal yang bisa langsung diterapkan dalam pengajaran anak adalah bagaimana anak-anak diajak untuk belajar bersikap yang benar dalam mendengar dan menanggapi firman Tuhan.


Cerita Kelas Kecil

Siapkan sebuah tomat (atau buah apa saja yang berbiji) dengan ukuran yang cukup besar dan benihnya (biji).
Adik-adik bisa lihat ini (tunjukkan benih/biji tomat), kalau kurang jelas biar kakak menunjukkannya lebih dekat (usahakan setiap anak bisa melihatnya).
Apakah ada yang tahu benda apa ini? (biarkan anak-anak menebak) Ini adalah biji tomat. Ini adalah benih yang diambil dari buah tomat.
Siapa yang pernah melihat buah tomat? Seperti apa buahnya? Sebesar apa buahnya?
Baiklah, kakak punya sebuah tomat yang besar dan sudah matang. Pasti enak rasanya. Didalam buah tomat inilah terdapat biji atau benih yang sangat banyak. Coba kita lihat (potong tomat dan ambil bijinya). Untuk apa bijinya ini? (biarkan anak-anak menjawab)
Hari ini kita akan mendengar cerita tentang seorang petani yang sedang menabur benih tanamannya. Cerita ini diceritakan oleh Tuhan Yesus kepada orang banyak yang sedang berkumpul untuk mendengar-Nya.
Ada seorang petani pergi ke ladang membawa benih untuk ditaburkannya. Sampai di ladang, ia mulai menaburkan benih tanamannya. (peragakan cara menabur/tunjukkan gambar)
Saat ia menabur benih itu ternyata ada yang jatuhnya di jalanan. Apa yang terjadi dengan benih di jalanan itu? Karena berada di jalan, benih itu diinjak orang dan ada yang dimakan oleh burung sehingga tidak ada satupun yang tumbuh.
Ada juga benih yang lain jatuhnya di tanah yang berbatu. Apa yang terjadi dengan benih itu? Ternyata benihnya bisa tumbuh. Tetapi, tanahnya terlalu sedikit, akarnya tidak bisa kemana-mana, sudah terhalang batu. Tidak lama kemudian benihnya layu dan mati.
Ada lagi benih yang jatunya di tanah yang subur, tetapi tanahnya penuh dengan semak berduri. Bagaimana nasib benihnya? Ternyata benihnya bisa tumbuh juga, dan mulai besar. Tetapi, semak duri disekitarnya mulai tumbuh dan besar juga sehingga menjepitnya. Benih itu tidak bisa tumbuh lebih besar lagi, tidak mendapat sinar matahari, akhirnya layu dan mati.
Dan ada juga benih yang tumbuh di tanah yang subur dan bersih. Apa yang terjadi dengan benih ini. Benihnya tumbuh, mulai besar, akarnya semakin kuat, batangnya semakin tinggi dan kemudian berbuah yang banyak.
Nah adik-adik demikian juga biji tomat yang sangat kecil ini, suatu saat jika adik-adik tanam di tanah yang subur, ia akan menjadi besar kemudian akan berbuah yang sangat banyak. Apakah adik-adik senang kalau dari satu biji tomat ini menghasilkan buah yang banyak? Demikian juga Tuhan Yesus senang jika benih yang ditaburkan itu berbuah yang sangat banyak.
Setelah bercerita, Tuhan Yesus mengatakan kepada murid-murid bahwa benih yang ditaburkan itu seperti firman Tuhan. Tuhan Yesus akan senang jika anak-anak mendengar friman Tuhan dan melakukannya karena itu seperti benih yang ditaburkan di tanah yang subur.
Tuhan Yesus menjadi sedih jika melihat adik-adik tidak mendengar saat firman Tuhan disampaikan karena itu seperti benih yang jatuh di jalan.
Tuhan Yesus juga sedih jika saat firman Tuhan disampaikan adik-adik bermain atau melakukan hal lain sehingga hanya sedikit yang adik-adik dengar, karena itu seperti benih yang jatuh di tanah berbatu. Demikian juga Tuhan Yesus sedih melihat adik-adik yang sudah mendengar firman Tuhan dengan baik tetapi ketika pulang rumah, adik-adik masih suka melakukan hal-hal yang tidak baik (berikan contoh/minta anak-anak sebutkan contoh), karena itu seperti benih yang jatuh di semak berduri.


Cerita Kelas Besar

Selamat pagi adik-adik. Hari ini kakak akan mengajak adik-adik belajar menanam, seperti yang biasa dilakukan bapak dan ibu petani.
Untuk memulainya, kakak punya sesuatu, ada yang tahu apa yang kakak bawa ini? (tunjukkan biji/benih tomat).
Ini adalah biji tomat yang siap disemaikan.
Supaya benih ini dapat tumbuh, apa yang harus disediakan?
Untuk mengetahuinya dengan jelas, mari kita membaca Alkitab. Apakah Alkitab juga menceritakan tentang cara bertani? Ternyata ada juga, yaitu cerita Tuhan Yesus tentang apa yang harus disediakan supaya benihnya bisa tumbuh dan menghasilkan buah yang banyak. 
Suatu hari, Tuhan Yesus menyampaikan perumpamaan kepada orang banyak, Tuhan Yesus bercerita: ada seorang yang pergi menabur benih di ladangnya. Saat ia menabur, ada benih yang jatuh di jalanan. Benih itu tidak sempat tumbuh karena langsung dinjak-injak oleh orang dan sebagian lagi dimakan oleh burung.
Ada benih yang lain yang jatuh di tanah yang berbatu. Benih itu tumbuh, namun karena tanahnya sedikit sehingga tidak lama kemudian benih itu layu dan mati.
Ada lagi benih yang jatuh di tanah yang baik tetapi disekelilingnya ada semak berduri. Saat benih itu mulai tumbuh, semak yang ada disekitarnya mulai menjepitnya dan benih itu tidak bisa menjadi besar, malah menjadi layu dan akhirnya mati juga.
Dan ada benih yang lain yang jatuh di tanah yang subur dan bersih dari batu-batu maupun semak berduri. Benih itu kemudian tumbuh, semakin besar dan berbuah yang banyak.
Nah dari cerita Tuhan Yesus ini adik-adik bisa belajar cara menanam yang benar kan. Yaitu di tanah yang bersih dan subur.
Sebelum kita lanjutkan menanam, mari kita dengar juga apa yang Tuhan Yesus maksudkan dengan cerita ini.
Tuhan Yesus berkata, benih itu seperti firman Tuhan  yang disampaikan kepada setiap orang termasuk anak-anak.
Ada anak-anak yang ketika firman Tuhan disampaikan, ia tidak mau mendengarkan, ia lebih sibuk bermain, dan melakukan hal yang lain sehingga sama sekali tidak mendengarkannya, firman itu hilang begitu saja, seperti benih yang jatuh di jalanan.
Ada juga anak yang mendengarkannya namun ia segera melupakannya, ia tidak mendengarkan dengan baik karena dalam pikirannya penuh dengan hal lain, ia lebih sibuk memikirkan permainan-permainannya, film-film kesukaannya dan sebagainya. Seperti halnya benih yang jatuh di tanah yang berbatu.
Ada juga anak yang mendengarkannya dengan baik, ia mulai mengerti tetapi ketika pulang ia tidak melakukan seperti yang diajarkan dalam firman Tuhan. Misalnya ketika ada teman mengajaknya mencuri, ia memilih untuk mengikuti teman walaupun ia tahu itu berdosa. Hal itu seperti benih yang jatuh di semak berduri.
Yang sesuai kehendak Tuhan adalah anak-anak yang menyiapkan hati dan juga perhatiannya untuk mendengar firman Tuhan, kemudian melakukannya dalam kehidupan sehari-hari, hal itu seperti benih yang jatuh di tanah yang subur yang telah dibersihkan dari segala hal yang buruk dan menganggu.
Supaya adik-adik tetap ingat dan menjadi seperti benih yang jatuh ditempat yang subur itu, mari kita sama-sama mempersiapkan tempat yang baik juga untuk menanam benih yang sudah kakak bawakan hari ini.


Alat peraga:

Gambar peraga

buah berbiji (mis. tomat) dan biji/benihnya, pot/polybag untuk menanam.


Aktivitas: 

Mewarnai

TTS, Menanam


Ayat Hafalan: 

Matius 13:16
“...berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar."

Saturday, July 16, 2016

Mengasihi Semua Orang (Lukas 10:25-37)

Bahan Ajar PAR 17 Juli 2016
Tema: “Mengasihi Semua Orang” (Lukas 10:25-37)
Tujuan :
- Anak-anak tahu bahwa Tuhan meminta anak-anak untuk mengasihi semua orang
- Anak-anak mau mengasihi semua orang tanpa memandang perbedaaan apapun

untuk bahan ajar lengkap aktivitas dan kunci jawaban klik disini atau download di Scribd

Penjelasan Bahan Alkitab

Kalau kepada kita ditanyakan maksud siapa ‘sesamaku manusia’ yang harus dikasihi, dapat dengan mudah kita menjawab: setiap orang/manusia adalah sesamaku yang harus dikasihi. Sementara disisi lain, dengan begitu banyak tindak kejahatan yang terjadi, semakin hari kita harus semakin waspada dan menaruh curiga tentang orang lain ‘sesamaku manusia’ apalagi orang yang asing bagi kita.
Perikop bacaan hari ini menceritakan tentang perbuatan baik yang dilakukan oleh seorang Samaria terhadap seorang asing yang ditemukannya tergeletak di pinggir jalan. Jika dikaitkan dengan keadaan sekarang, dapat saja kita menerima tindakan Imam dan orang Lewi itu sebagai tindakan preventif yang benar, karena mungkin saja mereka dijebak atau seperti dalam beberapa tafsiran, tindakan imam tersebut secara logis adalah tepat karena ia menghindarkan dirinya dari kenajisan kalau menyentuh seorang yang mungkin saja sudah mati (bnd. Bil. 19:11-22), dan mungkin saja orang Lewi itu memang terburu-buru dengan pelayanan yang harus dilakukannya.
Namun kita tahu bahwa maksud dari perumpamaan ini untuk menggambarkan seberapa pentingnya nilai seorang manusia dibandingkan dengan semua hal yang lain, bahkan itu aturan agama, kepentingan ibadah dan sebagainya seharusnya tidak ada yang lebih penting daripada kasih kepada sesama.
Tuhan Yesus menyampaikan perumpamaan ini untuk menjawab pertanyaan yang dimaksudkan untuk menjebak-Nya. Namun justru perumpamaan ini memberikan jawaban untuk banyak pertanyaan tentang kasih kepada sesama. Perumpamaan ini menekankan beberapa hal:

  • Iman dan ketaatan haruslah diwujudkan dengan kasih kepada sesama, terutama yang membutuhkan. Melayani dan taat pada firman Tuhan itu harus, tapi semua itu juga harus terwujud dalam tindakan nyata kepada sesama.
  • Menyadari kasih karunia yang Tuhan berikan bagi hidup kita akan membuka hati dan pikiran kita juga untuk dapat melakukan kasih kepada sesama. Tanpa kesadaran itu, kita mungkin menjadi orang-orang yang sangat paham tentang firman Tuhan namun tidak pernah mampu melakukannya dalam kehidupan kita.
  • Orang Kristen tanpa kepekaan dan kepedulian terhadap orang lain, menyatakan dengan jelas bahwa di dalam diri mereka tidak terdapat hidup kekal (Luk 10:25-28,31-37; bd. Mat 25:41-46; 1Yoh 3:16-20). Dal kasih haruslah ada kesediaan untuk memberi/berkorban. 

Mengajarkan kepada anak-anak tentang mengasihi sesama memang perlu dalam kerangka yang tepat, karena pada kenyataannya, kita juga harus tetap menjaga anak-anak dari tindakan jahat yang semakin hari semakin banyak terjadi, dalam hal ini bagaimana anak-anak tetap belajar untuk mengasihi namun juga harus menghindari orang-orang yang mungkin saja berniat jahat.
Namun dapat ditekankan kepada anak-anak, bagaimana mereka mau mengasihi sesama yang ada disekitar mereka tanpa memandang perbedaaan apapun diantara mereka dan mereka juga harus rela memberi kepada orang lain sebagai wujud kasih mereka. Tentunya anak-anak boleh saja menolong orang asing/yang tidak dikenal tetapi ajar anak-anak untuk melibatkan orang lain dalam menolong orang yang asing bagi mereka, anak-anak bisa mengajak orang tua, saudara yang sudah besar, atau guru.


Cerita Kelas Kecil

Buat sebuah tulisan ‘kasih’ yang cukup besar di sebuah karton/papan bisa dengan gambar jantung dengan tulisan didalamnya.
Selamat pagi adik-adik, hari ini kakak membawa sebuah tulisan besar (perlihatkan papan/karton). Kalau ada adik-adik yang sudah bisa membaca, coba dibaca bersama-sama. K-a-s-i-h, kasih.
Kasih itu berarti, sayang. Adik-adik sayang kepada siapa saja? (berikan kesempatan anak-anak menjawab, jika memungkinkan masing-masing anak menjawab).
Tentunya baik kalau kita mengasihi, mama, papa, saudara, teman....siapa lagi ya?
Hari ini kita mendengar cerita Tuhan Yesus tentang seorang yang melakukan kasih kepada orang lain.
Pada suatu hari, Tuhan Yesus bercerita, ada seorang yang sedang berjalan sendirian dari suatu kota ke kota yang lain, di tengah perjalan ia dihadang oleh beberapa orang perampok, mereka mengambil barang-barang yang dibawanya, ia melawan tetapi mereka memukulnya sampai tidak berdaya. Kemudian para perampok itu lari dan meninggalkannya tergeletak di pinggir jalan.
Beberapa saat kemudian, lewat seorang bapak yang biasanya mengajar di tempat ibadah, seorang imam. Ketika melihat orang itu di pinggir jalan, ia menjauh dan cepat-cepat pergi dari situ. Tak lama kemudian muncul lagi seorang yang biasa bekerja di tempat ibadah, seorang Lewi. Ketika ia melihat ada orang tergeletak di pinggir jalan, ia juga menghindar darinya dan segera pergi dari situ.
Beberapa saat kemudian, datang seorang dari sebuah tempat yang di sebut Samaria. Biasanya orang-orang yang berasal dari Samaria ini tidak disukai oleh banyak orang.
Ketika orang Samaria ini melihat ada orang yang tergeletak di pinggir jalan, cepat-cepat ia turun dari keledainya, mendekati dan memriksa orang ini. Kemudian ia membersihkan luka-luka di tubuh orang itu dan mengobatinya. Setelah itu ia menaikkan orang itu ke keledainya dan membawanya ke tempat penginapan, ia juga membayar biaya penginapan untuk orang itu.
Dari ketiga orang itu, menurut adik-adik siapa yang baik kepada orang yang dirampok itu?
Apakah imam, orang Lewi atau orang Samaria?
Mengapa orang Samaria itu baik kepada orang yang dirampok itu? Karena ia tahu bahwa Tuhan mengajarkan untuk sayang kepada semua orang, dan berbuat yang baik kepada siapa saja, apalagi kepada orang yang sedang susah.
Kalau Tuhan mengajarkan untuk mengasihi siapa saja, apakah adik-adik juga harus mengasihi teman yang suka nakal? Tentu saja, harus tetap mengasihinya, walaupun temannya nakal tetapi saat mereka susah adik-adik harus membantunya.
Adik-adik juga boleh membantu siapa saja yang membutuhkan, tetapi jika ada orang yang adik-adik tidak kenal meminta bantuan, adik-adik perlu memberitahukan kepada bapak, mama, kakak, guru atau orang lain yang lebih dewasa.


Cerita Kelas Besar

Siapkan sebuah gambar atau potongan kertas berbentuk hati, gambar hadiah, bunga dan sebuah gambar tangan yang kotor atau sebuah sarung tangan yang kotor.
Apakah adik-adik tahu, (hati) orang biasa mengartikan bentuk ini sebagai simbol apa? Kalau ini (bunga), juga ini (hadiah). Ya semua melambangkan cinta, kasih, dan perhatian.
Sekarang adik-adik perhatikan ini (gambar tangan kotor/sarung tangan kotor), ini melambangkan apa? Orang pasti tidak akan menganggapnya melambangkan kasih atau perhatian, tapi mungkin lebih cocok melambangkan ‘kerja’.
Hari ini kita mendengar cerita perumpamaan Tuhan Yesus tentang orang Samaria yang murah hati. Perumpamaan ini diceritakan Tuhan Yesus untuk menjawab pertanyaan seorang ahli Taurat tentang siapa ‘sesama manusia’ itu.
Tuhan Yesus menjawabnya dengan bercerita.
Ada seorang yang bepergian ke suatu kota. Ditengah perjalanan ia dirampok dan dipukuli habis-habisan sampai ia sekarat dan ditinggalkan tergeletak di pinggir jalan.
Beberapa saat kemudian datang seorang imam, seorang yang tentunya sangat taat beribadah. Ketika melihat orang itu, ia cepat-cepat menyingkir dan berlalu meninggalkannya. Tidak lama kemudian datang lagi seorang Lewi. Orang Lewi itu adalah orang-orang yang ditugaskan untuk melayani di Bait Allah, jadi mereka orang-orang yang selalu ada dalam ibadah-ibadah di Bait Allah. ketika ia melihat orang yang tergeletak itu, ia segera menghindar dan cepat-cepat meninggalkan tempat itu juga, membiarkan orang yang tergeletak itu.
Setelah itu, datang lagi orang Samaria. Pada waktu itu orang Samaria adalah orang yang tidak disukai oleh orang-orang Yahudi, karena mereka adalah orang-orang yang dianggap tidak suci oleh orang-orang Yahudi.
Ketika orang Samaria melihat orang yang tergeletak di pinggir jalan itu, ia merasa kasihan, sehingga ia buru-buru turun dari keledainya dan menghampiri orang itu. ia juga segera mengambil air, membasuh luka-luka di tubuh orang itu kemudian mengobati luka-lukanya dan membalutnya. Setelah itu menaikkan orang itu ke atas keledainya dan membanya ke penginapan. Bahkan ia membayar biaya penginapan dan perawatan untuk orang itu.
Perumpamaan Tuhan Yesus sampai disitu, kemudian Tuhan Yesus bertanya kembali kepada ahli Taurat itu.
Menurut adik-adik, siapakah yang melakukan yang benar terhadap orang yang dirampok, dari ketiga orang tadi? Apakah imam, orang Lewi atau orang Samaria?
Tuhan Yesus mengajarkan kepada ahli Taurat itu dan juga kepada semua orang bahwa mengasihi yang benar adalah seperti yang dilakukan orang Samaria itu, yaitu dengan menolong orang yang membutuhkan pertolongan.
Imam dan orang Lewi itu adalah orang yang selalu beribadah kepada Tuhan, rajin mendengar Firman Tuhan bahkan mereka juga mengajarkan Firman Tuhan, tetapi ada yang kurang, yaitu..... mereka tidak melakukan Firman Tuhan.
Mengasihi itu berarti harus melakukan Firman Tuhan, yaitu melakukan kebaikan kepada orang lain, siapapun orang itu, apalagi jika orang itu membutuhkan pertolongan kita, bahkan kepada orang yang dianggap hina dan kotor sekalipun.
Kasih itu bukan hanya mengatakan yang baik-baik saja, mendengarkan yang baik-baik saja tetapi juga harus melakukan sesuatu untuk kebaikan. Dan saat melakukan sesuatu bisa saja tangan kita menjadi kotor, tetapi jika itu untuk sesuatu yang baik bagi sesama kita, mengapa tidak.
Jadi, apakah tangan/sarung tangan yang kotor juga bisa melambangkan kasih? Bisa, yaitu kasih yang mau melakukan sesuatu, yang mau berkorban.


Alat peraga:

Wayang
gambar peraga


Aktivitas: 

Mewarnai

Cari perbedaan

Maze kata

TTS.


Ayat Hafalan: 

Lukas 10:27b
“...kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."


Saturday, July 9, 2016

Saya Punya Tuhan Yesus (Markus 4:35-41)

Bahan Ajar PAR 10 Juli 2016
Tema : “Saya Punya Tuhan Yesus” (Markus 4:35-41)
Tujuan :
Anak-anak percaya bahwa Tuhan Yesus selalu menyertai dalam segala keadaan 
Anak-anak mau berdoa dan berserah kepada Tuhan

bahan ajar lengkap gambar peraga, aktivitas dan kunci jawaban download di Bahan Ajar PAR 20 Juli 2016 atau di Scribd

Penjelasan Bahan Alkitab

Bacaan Alkitab hari ini secara ringkas mengisahkan tentang murid-murid yang ketakutan menghadapi badai tapi kemudian menjadi takjub dengan kuasa yang Tuhan Yesus tunjukkan.
Dari bacaan ini dapat dipelajari beberapa hal menarik berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, baik bagi para pengajar maupun bagi anak-anak sekolah minggu, diantaranya:

  • Setiap orang pasti akan berhadapan dengan masalah, dalam kisah ini, murid-murid pun berhadapan dengan masalah (badai) walaupun saat itu mereka bersama dengan Yesus (ay. 37). Tuhan Yesus sendiri berkata sebagai orang Kristen (pengikut Yesus) juga kita akan berhadapan dengan masalah (Yoh. 16:33) sebagaimana para rasul juga berhadapan dengan masalah (bnd. 2 Kor. 11:24-25; Kis. 14:22; 2 Tim. 3:12; 1 Pet. 4:12). Para pengajar juga pasti berhadapan dengan masalah, baik itu dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pelayanan yang dijalani.
  • Masalah memang selalu membuat orang merasa tidak sejahtera, marah, takut, seperti juga murid-murid yang takut tenggelam ketika menghadapi badai. Namun sebagaimana dalam bacaan ini, Yesus mengingatkan bahwa rasa takut itu menunjukkan bahwa murid-murid kurang beriman/percaya (ayat 40).
  • Dengan adanya masalah / badai seharusnya kita dapat belajar untuk semakin beriman kepada Tuhan. Masalah membuat kita dapat melihat dan merasakan bahwa Tuhan adalah kekuatan (bnd. Maz. 46:1-3).
  • Dari setiap masalah juga kita dapat lebih jelas melihat kuasa Tuhan dan belajar untuk lebih memahami Firman Tuhan. Kita bisa belajar bagaimana mencari jawaban atas masalah yang kita hadapi dengan berkaca pada Firman Tuhan; kita juga belajar untuk berdoa dan berharap hanya kepada Tuhan.

Hal yang terpenting dari semua itu adalah bagaimana reaksi kita terhadap masalah/badai yang datang. Akankah kita berteriak ketakutan atau sebaliknya menenangkan diri dan berdoa kepada Tuhan.
Anak-anak dapat diajarkan untuk selalu ingat bahwa mereka adalah anak-anak kepunyaan Tuhan sehingga kapan dan dimanapun mereka ada dalam lindungan Tuhan. Yang harus mereka lakukan adalah meminta pertolongan pada Tuhan untuk setiap masalah yang mereka hadapi. Dan belajar untuk melihat kuasa dan karunia Tuhan dalam kehidupan mereka setiap hari terutama dalam setiap masalah yang mereka hadapi. 


Cerita Kelas Kecil

Sebelum memulai bercerita, pengajar menyiapkan sebuah gambar/model perahu (membuat perahu kertas) atau mengatur tempat duduk membentuk perahu.
Pada suatu malam ada seorang anak bernama X (nama yang berbeda dari nama anak-anak di kelas) disuruh oleh mamanya mengambil sapu yang berada di luar rumah, tapi X tidak mau karena di luar sudah gelap. Mengapa kalau di luar sudah gelap X menjadi takut? (biarkan anak-anak menjawab) Apakah adik-adik juga takut? Apa saja yang membuat adik-adik takut? Nah supaya tidak takut lagi, mari kita mendengar cerita ini.
(tunjukkan gambar/model perahu) Adik-adik tahu apa ini? Benar, ini adalah perahu. Perahu ini biasanya dipakai dimana? Ya, ditempat berair, bisa di sungai, di danau, di laut, bahkan bisa juga dipakai di kolam yang besar.
Hari ini kita akan mendengarkan cerita tentang sebuah perahu yang sedang dipakai berlayar di sebuah danau. Dalam perahu itu ada Tuhan Yesus dan murid-murid. Setelah semuanya naik, mereka mulai berlayar ke seberang danau.
Ketika perahu mulai berlayar, Tuhan Yesus kemudian pergi ke bagian belakang perahu dan tidur di atas tikar yang ada disitu. Wah, pasti Tuhan Yesus sudah mengantuk ya.
Saat perahu sedang berlayar, tiba-tiba angin yang sangat keras bertiup, ombaknya juga sangat besar sehingga air masuk ke dalam perahu. Murid-murid mulai bingung, mereka biasa berlayar jadi mereka tahu kalau gelombang besar seperti ini mereka bisa tenggelam. Mereka menjadi takut, tapi ketika mereka melihat ke belakang perahu, Tuhan Yesus masih saja tidur. Merekapun membangunkan Tuhan Yesus dan berkata, "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?"
Melihat mereka begitu takut, Tuhan Yesus bangun dan berdiri kemudian berkata kepada danau itu, "Diam! Tenanglah!" maka angin yang bertiup kencang dan danau yang bergelombang itu menjadi tenang. Dan murid-murid..... mereka hanya bisa terheran-heran karena dengan berkata saja Tuhan Yesus dapat menenangkan badai.
Lalu Tuhan Yesus bekata kepada murid-murid, "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?". Murid-murid hanya bisa saling memandang, bukankah dari tadi mereka bersama dengan Tuhan Yesus? Seharusnya mereka tidak takut, mereka tinggal minta tolong saja kepada Tuhan Yesus, pasti Tuhan Yesus tolong.
Demikian juga kalau ada yang membuat adik-adik takut juga sedih, adik-adik tinggal meminta dalam doa, pasti adik-adik mendapat pertolongan dari Tuhan Yesus.


Cerita Kelas Besar

Bagaimana rasanya kalau tidak naik kelas? Apakah menyenangkan? Apakah adik-adik takut kalau tidak naik kelas? Supaya jangan takut adik-adik harus rajin belajar dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh bapak dan ibu guru. Selain itu harus apa lagi? Nah cerita kita hari ini akan mengajarkan kita bagaimana supaya jangan takut.
Pada suatu hari Tuhan Yesus bersama murid-murid naik perahu untuk menyeberangi danau. Saat mulai berlayar, Tuhan Yesus memilih untuk tidur di bagian belakang perahu beralaskan tikar. Dan perahu itupun mulai berlayar dengan tenang.
Namun beberapa saat kemudian, secara tiba-tiba bertiup angin yang sangat kencang dan gelombang yang sangat tinggi sehingga air mulai masuk kedalam perahu.
Murid-murid ini sudah biasa berlayar, jadi pasti mereka tahu harus bagaimana mengatasinya. Tapi rupanya kali ini sudah sangat besar dan berbahaya jadi mereka malah menjadi takut dan mereka mulai berpikir bahwa pasti mereka akan mati tenggelam di danau ini.
Ketika mereka melihat ke bagian belakang perahu, ternyata Tuhan Yesus masih tertidur dan sepertinya tidak terpengaruh dengan gelombang yang besar ini, sehingga merekapun membangunkan Tuhan Yesus dan berkata, "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?"
Nampaknya mereka sangat ketakutan, dan ketika melihat itu, Tuhan Yesus bangun dan berseru kepada angin dan danau itu, "Diam! Tenanglah!". Seketika itu juga, angin berhenti bertiup dan gelombang juga menjadi tenang. Semuanya menjadi tenang, termasuk murid-murid. Lalu Tuhan Yesus berbalik kepada murid-murid dan berkata, "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?". Mereka hanya bisa diam dan terheran-heran, mereka lupa kalau sebenarnya sejak tadi mereka bersama dengan Tuhan Yesus, seharusnya mereka tinggal meminta kepada-Nya untuk menolong mereka.
Apakah adik-adik juga sering takut mengahadapi sesuatu? Takut tidak berhasil, takut tidak punya teman, takut dibenci orang. Adik-adik tidak perlu takut akan semua itu, yang penting adik-adik sudah melakukan semua hal yang baik dan yang terpenting juga adalah adik-adik punya Tuhan Yesus yang selalu mendengar setiap keluhan dan permohonan adik-adik.


Alat peraga:

Gambar/model perahu
gambar peraga

Aktivitas: 

Mewarnai

Cari perbedaan

Maze kata

Ayat Hafalan: 

Mazmur 23:4a
Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku

Saturday, July 2, 2016

Bagi Tuhan Tak Ada Yang Mustahil (Markus 5:21-43)

Bahan Ajar PAR 03 Juli 2016
Tema : “Bagi Tuhan Tak Ada Yang Mustahil” (Markus 5:21-43)
Tujuan :
- Anak-anak percaya bahwa tiada yang mustahil bagi Tuhan. 
- Anak-anak belajar untuk berdoa dan berserah kepada Tuhan, juga mendoakan orang lain

bahan ajar lengkap gambar peraga, aktivitas dan kuci jawaban download di Bahan Ajar PAR 03 Juli 2016 atau di Scribd

Penjelasan Bahan Alkitab

Perikop ini merupakan bagian dari rangkaian cerita dalam Injil Markus, mengenai mujizat yang dilakukan oleh Yesus di daerah Galilea dan sekitarnya. Markus 5:21-43 mengisahkan sekaligus dua mujizat dari sekian banyak mujizat yang dilakukan Yesus, walaupun kedua cerita ini berbeda namun saling berkaitan dan berlangsung di tempat yang sama, kedua cerita itu memiliki hubungan yang sangat erat.
Dari alur kedua cerita dalam perikop ini, ada 3 hal yang sama yang dapat diambil:
Yang pertama, sikap rendah hati yang ditunjukkan perempuan yang sakit pendarahan dan Yairus. Keduanya sama-sama berada dalam situasi yang mungkin terendah dalam kehidupan mereka. Yang satu merasa terkucilkan, yang satunya lagi merasa hampir kehilangan anak satu-satunya yang dikasihi. Namun kedua tokoh ini tidak enggan untuk merendahkan diri mereka di hadapan Yesus, terutama Yairus. Yairus, dengan semua jabatan yang dia punya, tidak segan untuk menjatuhkan diri di hadapan Yesus, merendahkan diri dengan sangat untuk memohon belas kasihan Yesus. Yairus secara sadar memohon kepada Yesus untuk menyembuhkan putrinya. Kasihnya kepada putrinya membuta ia rela melakukan apa saja. Demikian juga Bapa di Sorga. Ia begitu mengasihi kita sebagai anak-Nya, sehingga Dia rela memberikan apa saja untuk menyelamatkan kita anak-anak-Nya.
Kedua,Yesus, dalam karya-Nya memperhitungkan segala situasi. Ia tahu bahwa Ia harus menolong putri Yairus namun Ia juga sempat menolong perempuan yang sakit. Ia tahu mana yang baik untuk dilakukan-Nya. Ia tahu bagaimana membuat kita percaya dan tetap beriman kepada-Nya, Ia membisikkan kata lembut di hati kita “jangan takut, percaya saja!”.
Ketiga, beriman itu aktif. Perempuan yang sakit pendarahan dan Yairus aktif mencari Yesus untuk menolong mereka. mereka tidak diam menunggu belas kasih Allah datang menghampiri mereka, tetapi mereka bergerak maju untuk menghampiri belas kasih Allah. Allah telah memberikan anugerah-Nya bagi kita, hanya saja kita tidak mau bergerak, tidak mau bangun dan bangkit untuk menyambutnya. Yesus berkata “talita kum” bukan hanya kepada putri Yairus, tetapi kepada kita, anak-anak-Nya di masa kini. Allah menginginkan kita untuk bangun dari tidur, bangkit dan memberitakan pemerintahan Allah ke seluruh dunia. Yesus, anak-Nya telah bangkit untuk membuka jalan pewartaan kabar sukacita Allah. Sudah saatnya bagi kita untuk mengikuti karya-Nya dulu sehingga semua ciptaan-Nya dapat menyambut anugerah dan pemerintahan-Nya.
Hal penting yang dapat ditekankan kepada anak-anak adalah bagaimana menjadi orang yang percaya kepada Yesus dalam segala hal, anak-anak diajarkan bahwa Tuhan Yesus punya kuasa yang besar untuk mengatasi segalanya, yang perlu mereka lakukan hanya berdoa, meminta dan berserah kepada Tuhan Yesus.


Cerita Kelas Kecil

(berikan kesempatan anak-anak menjawab setiap pertanyaan)
Siapa yang pernah sakit? Kalau adik-adik sakit, apa yang bapa dan mama lakukan? Kalau kaki atau tangan adik-adik luka, apa yang dilakukan bapa atau mama? Kalau lutut adik-adik bengkak karena jatuh, apa yang akan mama atau bapa lakukan? 
Bagaimana kalau sakitnya sudah bapa dan mama obati tapi belum sembuh? Tentu bapa dan mama akan membawa adik-adik ke dokter atau ke rumah sakit, supaya adik-adik bisa cepat sembuh.
Hari ini, kita akan mendengarkan cerita tentang seorang bapak yang bernama Yairus. Bapak Yairus ini mempunyai seorang anak perempuan yang sedang sakit dan sakitnya sudah sangat parah. Orang tuanya sudah berusaha mengobati sakitnya tetapi tidak bisa sembuh juga.
Bapak Yairus pernah mendengar tentang Tuhan Yesus yang biasa menyembuhkan orang-orang, karena itu ia pergi untuk menemui Tuhan Yesus dan meminta untuk menyembuhkan anak perempuannya yang sedang sakit. Mendengar permintaannya, Tuhan Yesus memutuskan untuk pergi bersama bapak Yairus ke rumahnya untuk melihat anaknya yang sakit itu.
Ketika mereka sedang berjalan bersama menuju rumahnya, ada seorang saudara bapak Yairus yang berlari-lari datang menemui mereka, sambil tergopoh-gopoh dia berkata kepada bapak Yairus, “Anakmu sudah mati, tidak usah merepotkan Tuhan Yesus lagi”. Wah kasihan ya anak perempuan itu, kasihan juga bapak Yairus, sudah berusaha mencari Tuhan Yesus, sudah bertemu Tuhan Yesus, padahal tinggal sebentar lagi Tuhan Yesus akan menyembuhkan anaknya. Tapi, Tuhan Yesus berkata, “Jangan takut, percaya saja”.
Ketika tiba di rumah bapak Yairus, banyak orang sudah berkumpul dan mereka semua menangis, tapi Tuhan Yesus juga berkata kepada mereka, “Mengapa kamu menangis? Anak ini tidak mati, tetapi tidur!", mendengarnya orang-orang itu tertawa karena mereka tidak percaya pada Tuhan Yesus. Kemudian Tuhan Yesus dan beberapa murid bersama bapak Yairus dan ibu masuk ke dalam kamar anak perempuan itu, Tuhan Yesus memegang tangan anak itu dan berkata "Talita kum," yang berarti: "Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!"
Anak itu langsung bangun dan semua orang menjadi heran, anak yang telah mati itu hidup kembali. Bapak Yairus sangat senang.
Bagi Tuhan tidak ada yang tidak mungkin, disaat anak perempuan itu mati dan bapak Yairus merasa tidak ada yang bisa dilakukan lagi, Tuhan Yesus berkata, “Jangan takut, percaya saja”. Demikian juga Tuhan Yesus berkata kepada adik-adik semua supaya jangan takut, percaya saja bahwa Tuhan Yesus ada dan akan menolong adik-adik, yang penting adik-adik minta kepada Tuhan Yesus.


Cerita Kelas Besar

Untuk kelas besar bisa diajak semua anak bermain peran sesuai perikop bacaan ini.
Setelah bermain peran anak-anak diajak berdiskusi atau menjawab pertanyaan tentang peran yang telah mereka mainkan.
Pertanyaan untuk diskusi atau dijawab bersama:



Apa yang sama dari dari perempuan yang menderita pendarahan dan bapak Yairus?


  • Sama-sama berusaha mendapat pertolongan dari Tuhan Yesus. Yang berbeda adalah ibu yang menderita pendarahan meminta untuk kesembuhan dirinya sedangkan bapak Yairus meminta untuk kesembuhan anaknya. Tuhan Yesus akan mendengar permintaan siapa saja baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain.

Mengapa Tuhan Yesus lebih dahulu menolong perempuan yang menderita pendarahan dan tidak cepat-cepat menuju rumah bapak Yairus?

  • Tuhan Yesus tahu mana yang baik dan harus dilakukan, Tuhan Yesus tahu apa yang akan terjadi. Ketika adik-adik meminta jangan ragu dan berpikir bahwa Tuhan Yesus tidak menjawab, ingat yang Tuhan Yesus katakan, “Jangan takut, percaya saja” Tuhan Yesus tahu apa yang terbaik untuk setiap orang yang meminta kepada-Nya.

Mengapa Tuhan Yesus mau menolong perempuan yang menderita pendarahan dan anak bapak Yairus?

  • Karena mereka mencari dan meminta pertolongan dari Tuhan. Tuhan Yesus mau menolong setiap orang yang susah asal mereka mau datang kepada Tuhan Yesus. Seperti ibu yang sakit itu berusaha mendekati Tuhan Yesus demikian juga bapak Yairus yang berusaha mencari Tuhan Yesus, dan juga mereka percaya bahwa Tuhan Yesus akan menolong.



Alat peraga:

Gambar peraga cerita anak perempuan Yairus

Aktivitas: 

Mewarnai

Maze

Teka teki silang
 
Hiasan dinding


Ayat Hafalan: 

Lukas 1:37
Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.